Berita

Kakankemenag Maros Ajak Beragama dengan Bahagia

Kamis, 9 Pebruari 2023 08:20 WIB
  • Share this on:

Maros (Humas Maros)-Moderasi beragama merupakan jalan tengah, bersikap tidak terlalu keras dan tidak juga terlalu lembut. Moderasi bukan membenarkan ajaran agama yang lain. Dalam konteks kebangsaan, dari sisi kemanusiaan kita bersaudara, tapi dari keyakinan harus ada klaim kebenaran masing-masing ajaran.

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad saat menyampaikan sambutan pembukaan focus group discussion (FGD) implementasi moderasi beragama di sekolah yang digelar oleh Seksi Pendidikan Agama Islam Kemenag Maros.

Lebih lanjut, Kakankemenag Maros Muhammad, mengajak semua guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Maros untuk lebih memahami substansi dari moderasi beragama.

“Supaya materi moderasi beragama ini dipahami dengan baik dan benar. Kalau tidak dipahami akan berdampak di bilik kelas dan peserta didik. Kalau dipahami, insyaallah kita akan bahagia dunia akhirat,” kata Muhammad, Rabu (8/2/2023).

“Dalam kehidupan bersama, memang ada pihak yang memaksakan pemahaman cara beragama, bahwa dirinya yang benar dan yang lain salah. Dan ekstrimisme beragama ada di semua agama”.

Dalam konsep berbangsa dan bernegara, menurutnya,  “ada pihak yang tidak mau hormat dengan bendera. Maka harus dibedakan mana hormat, mana menyembah. Ini jelas beda”.

“Saat launching konsep moderasi beragama, saya kebetulan hadir, dan Pak Menteri waktu itu mengimpikan generasi emas Indonesia nantinya, terkait bonus demografi, generasi muda Indonesia berpaham keagamaan yang moderat dan toleran. Ini semua demi kelangsungan kehidupan kebangsaan yang rukun dan damai sesama anak bangsa”.

Maka, tahun 2023 yang dicanangkan sebagai tahun toleransi, Kakankemenag Maros Muhammad, mengajak segenap elemen, termasuk guru-guru PAI untuk ikut menyukseskan.

Acara FGD ini yang diikuti 30 peserta ini juga dihadiri oleh Kasubbag TU Muhammad Sunusi yang memberikan pengantar materi moderasi beragama. Muhammad Sunusi menyampaikan tiga tantangan terkait kondisi kebangsaan dan keagamaan: ekstrimisme beragama, klaim kebenaran subjektif tafsir agama, dan semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa.

Maka menurutnya, moderasi beragama merupakan perekat semangat beragama dan berbangsa serta sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan berbangsa dan beragama yang harmonis dan damai.

Terkait ini, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Abdul Rasyid mengharapkan kepada guru Pendidikan Agama Islam bisa mengimplementasikan moderasi beragama di kegiatan intra dan ekstrakurikuler, bahkan bisa tercermin di rencana pelaksanaan pembelajaran guru.

“Setelah ini, kami akan membuat instrumen monitoring moderasi beragama di sekolah. Untuk mengetahui kendala implementasi dan hal-hal yang bisa dikembangkan”. (Ulya)

Fotografer:
Ulya

Kalender

Oktober 2024
MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB

Gallery

  • Kontingen Kemenag Maros saat Defile pembukaan HAB TK. Prov. Sulsel di Kab. Pangkep
  • Stand Expo HAB TK. Prov. Sulsel
  • DIRGAHAYU KORPRI 29 November 2023
  • Selamat Hari Guru Nasional 2023
  • Penyerahan Sertifikat Tanah Kantor Kemenag Maros oleh Pj. Gubernur Sulawesi Selatan