Maros (Humas Maros)-Kemenag Maros memperoleh pendampingan langsung dari Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), terkait penggunaan bahasa di ruang publik dan dalam dokumen surat dinas.

Kegiatan pendampingan berlangsung di aula Kemenag, Kamis (18/7/2024).

Kasubbag TU Kemenag Maros H. Abdul Kadir, menyampaikan bahwa peserta yang mengikuti pendampingan berasal dari KUA, madrasah dalam lingkup Kemenag.

“Para peserta ada unsur KUA yang menjadi konseptor atau menangani persuratan. Hadir dari madrasah dari tiga madrasah negeri, kemudian ada dari perwakilan pengawas, supaya bisa berbagi ilmu ketika turun di madrasah. Staf atau pelaksana setiap seksi. Target 35 orang.

“Supaya banyak yang memahami penggunaan bahasa. Sangat penting, karena keseharian tidak lepas dari persuratan: surat masuk dan keluar. Mengapa? Bahasa negara bahasa Indonesia, itu yang diterapkan di surat resmi dan dokumen negara. KUA menulis buku nikah, madrasah ijazah, ini semua dokumen negara,” jelas Abdul Kadir.

Sambutan Kepala Balai Bahasa Sulsel, diwakili Widya Bahasa Arman. Dalam penjelasan, penggunaan bahasa negara merupakan amanat Undang-undang.

“India masih bertengkar soal bahasa resmi mereka, kita sudah sepakat dengan bahasa resmi kita.”

Penyuluh bahasa Wahidah, selanjutnya menyampaikan bahwa masih banyak di ruang publik yang masih menggunakan bahasa asing. “Misal ketika di restoran, menikmati kuliner, ketika ditawari menu banyak yang berbahasa asing. Jadinya bingung. Padahal, Undang-undang mengamanatkan penggunaan bahasa Indonesia, meskipun kita juga warga dunia.

“Misal di Kemenag ini ada beberapa kata terkait. Misal musala, salat. Ini contoh kecil yang bisa kami sampaikan. Tugas kami membenahi bahasa publik di lembaga-lembaga negara dan lembaga swasta.

“Bentuk pendampingan yang dilakukan Balai Bahasa: ambil data dulu, foto penggunaan bahasa di ruang publik, kami nilai, nilai tinggi dapat penghargaan.”

Selanjutnya, forum berlangsung dinamis dalam sesi diskusi. Wahidah mengurai hal detail penggunaan bahasa dan tata cara penulisan dalam dokumen resmi persuratan. (Ulya)